Tuesday, 12 April 2016

HOMO FLORESIENSIS

Hobbit Punah 50.000 Tahun Lalu


     Tim Peneliti Liang Bua menemukan fakta baru tentang keberadaan manusia kerdil Homo Floresiensis atau biasa disebut Hobbit di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur. Temuan ini mengoreksi penelitian sebelumnya yang menyebut kepunahan Hobbit terjadi pada 20.000 tahun lalu. Hasil penelitian selama delapan tahun terakhir justru menunjukkan bahwa Hobbit punah sekitar 50.000 tahun lalu.
     Peneliti pada Program Asal-Usul Manusia Smithsonian Institution, Amerika Serikat, Matt Tocheri, mengatakan, pada penelitian Liang Bua 2001-2004, ekskavasi dilakukan pada deposit tanah yang telah tergerus erosi dan tertutup sedimen tanah muda. Akibatnya, hasil penanggalan pada lapisan arang di lapisan tanah itu menunjukkan usia 20.000 tahun lalu.
     Namun saat dilakukan penggalian kembali pada lapisan tanah yang masih lengkap dan belum terkena erosi, peneliti menemukan fakta bahwa seluruh tinggalan kerangka Hobbit berusia 100.000 - 60.000 tahun. Adapun artefak-artefak batu yang diduga dibuat oleh spesies ini berumur hingga 50.000 tahun lalu.
     "Dalam penelitian lanjutan selama delapan tahun terahir, kami melakukan penanggalan (dating) dengan Uranium - series, Argon-argon dan Luminescence. Hasil dari ketiganya hampir sama, yaitu usia kerangka Hobbit 100.000 - 60.000 tahun lalu," kata Matt yang juga paleontropolog Universitas Lake Head Kanada, Rabu (30/3), di Pusat Arkeologi Nasional, Jakarta.
     Peneliti utama Liang Bua dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang tengah menempuh studi S-3 di Universitas Wollongong Australia, Thomas Sutikna, menjelaskan, setelah penggalian diperluas, tampak semakin jelas bahwa terdapat tumpukan deposit tanah cukup luas dan tua yang digerus oleh erosi permukaan sehingga membentuk lereng curam ke arah mulut gua. Kondisi ini mengakibatkan lapisan tanah agak miring dan tidak berurutan sesuai masanya.
     "Usia sedimen yang menutupi itu semula diperkirakan seusia atau semasa dengan peningalan-peninggalan Hobbit. Namun dalam ekskavasi-ekskavasi dan analisi mulai2007 hingga 2014, terungkap ada lapisan tanah lain yang masih lengkap dan kompleks," ujar kapala Bidang Konservasi dan Arkeometri di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional E Wahyu Saptomo.

Punah besama fauna

      Peneliti memperkirakan, Hobbit punah sekitar 50.000 tahun lalu. Kepunahan menusia kerdil ini bersamaan dengan hilangya spesies fauna di sekitar Liang Bua yang meliputi burung pemakan bangkai, burung bangau Marabau raksasa, Stegodon Pigmy (gajah purba mini) dan komodo.
     Menurut Matt, diduga ada jalinan simbiosis mutualisme antara Hobbit dan hewan-hewan tersebut. Karena itu, saat salah satu di antaranya punah, yang lainnya ikut serta menghilang. "Belum ada bukti pasti mengapa mereka hilang dalam waktu bersamaan. Yang jelas, Hobbit, Marabau raksasa, burung pemakan bangkai dan komodo sama-sama membutuhkan makanan dalam jumlah banyak dan mangsa yang tersedia saat itu adalah gajah mini. Ketika gajah mini punah, makanan mereka habis. Itu perkiraan kami," ucapnya.
     Profesor Richard "Bert" Roberts, anggota dewan peneliti Universitas Wollongong, menambahkan, sehingga kini belumditemukan jawaban apakah para Hobbit sempat bertemu dengan kelompok-kelompok manusia modern yang melintasi Asia Tenggara lewat flores dan mencapai Australia sekitar 50.000 tahun lalu. Menurut dia, hal ini merupakan pertanyaan menarik untuk diteliti lebih lanjut.
     Menyikapi penemuan terbaru Situs Liang Bua, Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional I Made Geria yakin masih banyak misteri-misteri lain Liang Bua yang belum terpecahkan. "Penemuan ini kian menantang kita untuk terus menggali lebih dalam tentang keberadaan manusia kerdil di Liang Bua," paparnya.

Sumber : Kompas, Kamis, 31 Maret 2016 - PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.
Ditulis Ulang oleh Denni Aldes.

No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar anda, terima kasih...