Tuesday, 12 April 2016

City Guide

City Guide

THAILAND

KOH SAMUI

What to see

This island, which is located abaout 90 minutes from Koh Samui, offers an impressive underwater world. The corals here are pretty standart thought the abundance of fish deserves an enthusiatic thumb up -  schools of baracuda can be enjoyed here almost every day.

Wat Samret (or Sumret) is located on the road that connect Lamai and Bang, Kao beaches. This simple tample boasts dozen of Buddha statues including sitting, and there are mostly are made of marble - a characteristic usually found in India and the nothern part of Thailand.

How to get there

Koh Samui can be reached via Bangkok or Singapore. Garuda Indonesia flies Jakarta-Bangkok vv 7 times per week and Jakarta-Singapore vv 56 times per week. Taxi on Koh Samui rarely make use of their meters and can prove quite expensive, so you'd be better off getting a rental car.

------------------

Thailand

Apa yang dilihat

Pulau yang berjarak sekitar 90 menit dari Koh Samui ini menawarkan alam bawah laut yang cukup impresif. Meski karangnya tergolong standar, namun koleksi ikanya layak di acungi jempol dengan kawanan barakuda yang bisa disaksikan hampir setiap hari.

Terletak di tepi jalan yang menghubungkan Pantai Lamai dan Bang Kao. Kuil sederhana ini menampilkan belasan patung Buddha, termasuk patung dalam posisi duduk dan tidur, yang mayoritas terbuat dari marmer - ciri yang lazimnya hanya bisa ditemukan di India dan kawasan utara Thailand.

Bagaimana untuk sampai disana

Koh Samui bisa dicapai melalui Bangkok atau Singapura. Garuda Indonesia melayani penerbangan Jakarta-Bangkok pp 7 kali seminggu, dan Jakarta-Singapura pp 56 kali per minggu. Sebaiknya gunakan jasa kendaraan sewaan karena tarif taksi cukup mahal dan tanpa argo.

=======================================================================

JEPANG

OSAKA

What to see

Universal Studio Osaka

In keeping with its reputation as one of Asia's top theme parks, Univesal Studios Japan is upping the ante even further by offering visitors a very special seasonal event this autumn. The Universal Surprice Halloween will see zombies roaming the park and there'll be spooky treats galore to enjoy. Hurry though, because this one only lasts until November 11, 2012.

Dotombori Arcade

Osaka is rightly renowned ofr its fabulous food and Dotombori Arcade is the  city's self-styled cuisine hub, a spot that is much loved by both profesional and amateur foodies alike. From Osaka classics such as  okonomiyaki '(pan-fried batter) and takoyaki (octopus dumplings) to fine dinning establishments serving the best quality foie gras, Dotombori has it all.

Osaka Castle

Originally built by one of Japan's most famous warlords, Toyotomi Hideyoshi, Osaka castle is a true testament to this warrior leader's power. Enjoy fascinating spin back through Japanese hiatory and don't forget to check out the superb views of downtown Osaka offered up on the castle's  eighth-floor observation deck, as well as the castle's beautiful grounds.

How to get there

Garuda Indonesia flies from Denpasar to Osaka vv 7 times per week. The city's well designed and integrated public trasportation system should suffice for exploring the city in convenience and comfort.

------------------

JEPANG

OSAKA

Apa yang dilihat

Universal Studio Osaka

Untuk menjaga reputasinya sebagai salah satu taman rekreasi paling wahid di Asia, Universal Studio Japan mengadakan "Universal Surprice Hallowen". Hati-hati karena sejumlah zombi akan berkeliaran di taman ini sampai dengan 11 November 2012.

Dotombori Arcade

Osaka terkenal dengan makanannya dan Dotombori Arcade yang merupakan tempat terbaik untuk mencicipi aneka masakan khas Osaka. Dari okonomiyaki (gorengan dari tepung) dan takoyaki (bakso berisi gurita) hingga restoran fine dining yang menyajikan foie gras (hati bebek) semua ada disini.

Osaka Castle

Toyotomi membangun istana Osaka untuk menunjukkan kekuasaannya. Sempat dihancurkan dan dibangun kembali selama berpuluh-puluh tahun, kini istana ini memiliki beranda di lantai ke delapan yang menampilkan pemandangan Kota Osaka.

Bagaimana bisa ke sana

Garuda Indonesia melayani rute Denpasar-Osaka pp 7 kali per minggu. Anda cukup menggunakan transpotasi umum Osaka yang tertata baik.


========================================================================

INDONESIA

PALU

What to see

Taman Nasional Lore Lindu

Located 60 km south of Palu city, this national park straddles the Wallace line, which means that it has some of richest diversity of endemic flora and fauna. It goes with out saying that this national park makes for an excellent bird-waching destination.

Pantai Talise 

Encompassing a area that stretching from Palu City to Donggala Regency, this beach has drawn many tourists due to its easy access and crowded setting. It's a strategicspot to watch the sunrise and the beauty of the iconic Palu IV bridge.

Banua Sou Raja

Also called Banua Mbaso, which means big house, this traditional construct is the legacy of the Kalil Royal family. It is home to the grave of Datuk Karamah, a witness to history when Islam first entered Central Sulawesi.

How to get there

Garuda Indonesia flies Jakarta-Palu through Makasar 7 times  per week. The distance from the airport to Palu is more or less 7 km.

-------------------------

INDONESIA

PALU

What to see

Taman Nasional Lore Lindu

Berjarak sekitar 60 km arah selatan Kota Palu. Berada di garis Wallace yang menganugrahi tama nasional ini memiliki kekayaan flora dan fauna endemik. Tempat ini juga menjadi tujuan wisata bird- watching.

Pantai Talise

Mencakup Kota Palu hingga Kabupaten Donggala, pantai ini paling diminati wisatawan karena aksesnya yang mudah dan ramai. Pantai ini juga cukup strategis untuk melihat matahari terbit dan keindahan kota termasuk Jembatan Palu IV yang menjadi ikon.

Banua Sou Raja

Disebut juga Banua Mbaso yang berarti rumah besar. Merupakan rumah tradisional warisan dari nenek moyang keluarga bangsawan suku Kaili. Terdapat juga makam Datuk Karamah, saksi sejarah masuknya agama Islam pertama di Sulawesi Tengah.

Bagaimana bisa kesana

Garuda Indonesia melayani penerbangan Jakarta-Palu via Makasar pp 7 kali per minggu. Jarak dari bandara ke Kota Palu kurang lebih 7 kilo meter dan belum banyak transportasi umum.


========================================================================

INDONESIA

PADANG – SUMATERA BARAT

WHAT  TO SEE

Museum Adityawarman

This traditional Minangkabau home, complete with two rice sheeds in the front yard, contains local historic items, from relics and records on the traditional marriage and burial rituals of the Minang people and other traditional activities to antique items such as ceramics.

Jembatan Siti Nurbaya

The bridge is named after a classic story by one of Indonesia’s legendary writers, Marah Rusli. The bridge spans a length of more or less 600m above Batang Arau. In the evening, the place becomes a site in which swarms of people catch the sunset.

 Pantai Air Manis

This beach has become quite popular due to the many human-like rocks found in the area. The rocks has been named Malin Kundang from the famous local folklore of the a boy who was cursed for betraying his own mother.

HOW TO GET THERE

Garuda Indonesia flies the Jakarta-Padang route vv 35 times per week. Padang has well developed public transportation system with public buses, taxis and inter-city buses readily avaluable in town.

------------------------
INDONESIA

PADANG – SUMATERA BARAT

APA YANG DILIHAT

Museum Adityawarman

Berdesain rumah adat Minangkabau yang dilengkapi dengan dua lumbung padi di depannya. Menyimpan catatan bersejarah, mulai dari pernak-pernik dan penjelasan tradisi perkawinan dan pemakaman masyarakat Minang dan aktivitas kehidupan lainnya, serta barang-barang antik seperti keramik.

Jembatan Siti Nurbaya

            Nama jembatan diambil dari cerita klasik karangan Sastrawan legenda Indonesia, Marah Rusli. Membentang sepanjang kurang lebih 600 meter diatas Sungai Batang Arau. Khusus pada senja hari tempat ini menjadi tempat favorit untuk melihat matahari terbenam.

Pantai Air Manis

            Pantai yang banyak dikunjungi wisatawan karena terdapat batu yang bentuknya menyerupai manusia. Batu tersebut dinamakan Malin Kundang, yang dikaitkan dengan cerita rakyat fenomenal tentang seorang anak yang durhaka terhadap ibu kandungnya sendiri.

BAGAIMANA BISA KESANA

          Garuda Indonesia melayani penerbangan Jakarta-Padang pp 35 kali per minggu. Padang memiliki transportasi yang cukup baik, alternatifnya ada bis umum dan taksi, juga bis antar kota.


========================================================================      

Sumber : The Magazine Of Garuda Indonesia

Di tulis ulang oleh : Denni Aldes




HOMO FLORESIENSIS

Hobbit Punah 50.000 Tahun Lalu


     Tim Peneliti Liang Bua menemukan fakta baru tentang keberadaan manusia kerdil Homo Floresiensis atau biasa disebut Hobbit di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur. Temuan ini mengoreksi penelitian sebelumnya yang menyebut kepunahan Hobbit terjadi pada 20.000 tahun lalu. Hasil penelitian selama delapan tahun terakhir justru menunjukkan bahwa Hobbit punah sekitar 50.000 tahun lalu.
     Peneliti pada Program Asal-Usul Manusia Smithsonian Institution, Amerika Serikat, Matt Tocheri, mengatakan, pada penelitian Liang Bua 2001-2004, ekskavasi dilakukan pada deposit tanah yang telah tergerus erosi dan tertutup sedimen tanah muda. Akibatnya, hasil penanggalan pada lapisan arang di lapisan tanah itu menunjukkan usia 20.000 tahun lalu.
     Namun saat dilakukan penggalian kembali pada lapisan tanah yang masih lengkap dan belum terkena erosi, peneliti menemukan fakta bahwa seluruh tinggalan kerangka Hobbit berusia 100.000 - 60.000 tahun. Adapun artefak-artefak batu yang diduga dibuat oleh spesies ini berumur hingga 50.000 tahun lalu.
     "Dalam penelitian lanjutan selama delapan tahun terahir, kami melakukan penanggalan (dating) dengan Uranium - series, Argon-argon dan Luminescence. Hasil dari ketiganya hampir sama, yaitu usia kerangka Hobbit 100.000 - 60.000 tahun lalu," kata Matt yang juga paleontropolog Universitas Lake Head Kanada, Rabu (30/3), di Pusat Arkeologi Nasional, Jakarta.
     Peneliti utama Liang Bua dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional yang tengah menempuh studi S-3 di Universitas Wollongong Australia, Thomas Sutikna, menjelaskan, setelah penggalian diperluas, tampak semakin jelas bahwa terdapat tumpukan deposit tanah cukup luas dan tua yang digerus oleh erosi permukaan sehingga membentuk lereng curam ke arah mulut gua. Kondisi ini mengakibatkan lapisan tanah agak miring dan tidak berurutan sesuai masanya.
     "Usia sedimen yang menutupi itu semula diperkirakan seusia atau semasa dengan peningalan-peninggalan Hobbit. Namun dalam ekskavasi-ekskavasi dan analisi mulai2007 hingga 2014, terungkap ada lapisan tanah lain yang masih lengkap dan kompleks," ujar kapala Bidang Konservasi dan Arkeometri di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional E Wahyu Saptomo.

Punah besama fauna

      Peneliti memperkirakan, Hobbit punah sekitar 50.000 tahun lalu. Kepunahan menusia kerdil ini bersamaan dengan hilangya spesies fauna di sekitar Liang Bua yang meliputi burung pemakan bangkai, burung bangau Marabau raksasa, Stegodon Pigmy (gajah purba mini) dan komodo.
     Menurut Matt, diduga ada jalinan simbiosis mutualisme antara Hobbit dan hewan-hewan tersebut. Karena itu, saat salah satu di antaranya punah, yang lainnya ikut serta menghilang. "Belum ada bukti pasti mengapa mereka hilang dalam waktu bersamaan. Yang jelas, Hobbit, Marabau raksasa, burung pemakan bangkai dan komodo sama-sama membutuhkan makanan dalam jumlah banyak dan mangsa yang tersedia saat itu adalah gajah mini. Ketika gajah mini punah, makanan mereka habis. Itu perkiraan kami," ucapnya.
     Profesor Richard "Bert" Roberts, anggota dewan peneliti Universitas Wollongong, menambahkan, sehingga kini belumditemukan jawaban apakah para Hobbit sempat bertemu dengan kelompok-kelompok manusia modern yang melintasi Asia Tenggara lewat flores dan mencapai Australia sekitar 50.000 tahun lalu. Menurut dia, hal ini merupakan pertanyaan menarik untuk diteliti lebih lanjut.
     Menyikapi penemuan terbaru Situs Liang Bua, Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional I Made Geria yakin masih banyak misteri-misteri lain Liang Bua yang belum terpecahkan. "Penemuan ini kian menantang kita untuk terus menggali lebih dalam tentang keberadaan manusia kerdil di Liang Bua," paparnya.

Sumber : Kompas, Kamis, 31 Maret 2016 - PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.
Ditulis Ulang oleh Denni Aldes.